Senin, 01 Februari 2016

CERPEN



MENGEJAR MIMPI DENGAN RIDHO ILAHI

Kisahku dan sahabat terbaikku. Kami sudah bersahabat sejak kecil, ia adalah sosok pemimpi, pekerja keras dan pejuang  yang pernah aku kenal. Yang aku kenal, bukan yang kalian kenal. Namanya Muhammad, aku memanggilnya Ahmad. Ia sekarang seusia denganku 17 tahun. Ia hidup dalam kesendirian, kemandirian dan kesedihan tanpa orang tua sejak usia 12 tahun, tanpa sanak saudara. Dan ia enggan tinggal dengan sepupu, bibi, kakek, nenek dan pakdenya.
“Aku tak ingin menjadi beban dan tak ingin berhutang budi dengan mereka. Karena aku takut tak mampu membalas budi mereka,” jawab Ahmad ketika suatu waktu aku menanyakan begitu padanya.
Ia lebih memilih sendiri, menempati rumah sepi di depan sawah luas membentang, yang ditemani pohon-pohon  jati yang setengah meranggas dan pohon kelapa yang tak begitu tinggi.  Rumah kami berdua dipisahkan oleh lima petak kandang sapi. Bau kotoran sapi selalu meruar setiap petang, sampai malam menemani dan meringkus hidung kami dengan bau kotoran mereka. Kami tahan, karena sejak kecil kami hidup berdampingan sapi – sapi itu.
Sapi-sapi itu milik orang tuaku, untuk menyambung hidupnya Ahmad memilih menjadi pengurus sapi - sapi itu. Ia bekerja setelah subuh berkumandang dan selesai sebelum azan magrib tiba . “Bismillah!” selalu iya ucapkan sebelum berangkat mengurusi sapi-sapi itu.
 Usai ia bekerja, ia langsung ke sawah milik orang tuanya yang hanya selebar 20 meter saja. Ah tak seberapa beras yang dihasilkan oleh padi-padi yang tumbuh di atas tanah sekecil itu. Paling hanya mampu digunakan untuk dirinya sendiri. Sesekali ia mengumpulkan barang – barang bekas dan menempelkan pelepah-pelepah pisang kering untuk dijadikan hiasan kerajinan tangan. Peluh, lelah, letih tak ia hiraukan.
Bila sudah malam dan sendirian, seringkali kudapati Ahmad tengah membersihkan bandul besar kalung peninggalan kedua orang tuanya. Bila sedang iseng, ingin rasanya kubuka bandul besar itu dan mengintip isinya tapi Ahmad selalu menolak.
“Mungkin saja isinya emas, Bisa dijual!” candaku
“Orang tuaku tidak pernah menyuruhku membuka kalung ini kecuali bila bandul ini terbuka sendiri!” begitu tegasnya.
Ya sudah, aku biarkan saja ia menjaga dan merawat kalung itu baik-baik untuk kemudian ia pakai lagi. Nampaknya kalung peninggalan almarhum orang tuanya mampu membuat ia agar terjaga dari mimpi buruknya. Sekolahnya hanya paket B, setelah lulus persamaan SMP, ia pun masuk paket C.
“Aku tak peduli dengan sekolah bergengsi, yang penting aku tak bodoh-bodoh amat!” serunya. Jelasnya saat orang tua kami mengajak Ahmad untuk sekolah disekolah negeri.
Sekali lagi, Ahmad tak ingin berbalas budi. Ah….., Ahmad.... keras sekali pendirianmu itu ? bukankah tak baik menolak bantuan orang lain? Tapi sepertinya Keputusan Ahmad benar, setahun setelah aku sekolah SMA, sapi-sapi Ayahku terkena Antraks, tak semua memang tapi cukuplah kami merugi. Menyekolahkan aku dan kedua adikku saja sudah membuat Ayah kami harus banting tulang tiga kali lipat. Baguslah dulu Ahmad menolak disekolahkan...
Karena ia sudah tidak lagi bekerja mengurusi sapi- sapi itu, aku pun bermaksud dating kerumahnya untuk menghiburnya. Aku melihat Ahmad sedang berdoa disaat sholat, sembari menangis dan mengatakan. “Ya Alloh, Ya robbi … cobaan apa lagi yang ku terima. Aku harus bekerja apa lagi untuk menyambung hidup ku yang masih panjang ini, cukup kau ambil orang tuaku”.katanya sambil menangis di hadapanku.
Setelah tak lagi mengurusi sapi- sapi itu, Ahmad memilih menghabiskan sisa subuhnya dengan duduk di pinggir aliran sungai kecil irigasi. Menantikan matahari terbit. Tapi ia buta akan arah angin, ia tunggu matahari di ufuk Barat.
Ahmad.... matahari tak akan terbit dari arah barat”. Jelasku.
“Taklah.... matahari terbit dari sini! Dulu sekali, waktu aku kecil, Ayahku pernah mengajakkumelihat matahari di sini!” tegasnya.
Ahmad.... ingatlah….. Lagipula kamu tak pandai benar menentukan arah mata angin. Percayalah padaku. Ini arah barat! Kalau matahari terbit di barat, kiamatlah kita!” jawabku kesal.
Tapi Ahmad bergeming, ia memunggungiku, tetap memandang hamparan Langit yang membentang seolah kubah besar yang menaungi bumi yang bulat. Ya sudahlah, aku putuskan untuk meninggalkannya. Berangkat ke sekolah. Tapi diam-diam kudapati air mata Ahmad menetes kebawah. Ah... ia pasti teringat dengan almarhum kedua orang tuanya. Apa lagi yang bisa kuperbuat selain memeluknya?
            Bintang kembali keperaduan sementara bulan menari-nari, bergoyang –goyang kecil seraya mindik-mindik di balik awan. Mengucapkan perpisahan pada malam.
“Lihat! Lihat! Setelah bulan itu tenggelam matahari pasti terbit!” Ahmad sumringah.
“Tapi berapa lamapun kau menunggu, matahari tak pernah muncul dari barat. Kecuali kiamat! Titik!” Ahmad tetap keras kepala, tidak mau mendengarkan kata – kataku.
Keesokan harinya pakde Mul datang untuk bertemu Ahmad.“kamu lihat Ahmad tidak?” tanya Pakde Mul padaku. “Tak tahulah, Pakde...! kataku.
“Memang Ahmad kemana? Tanya pakde.
Sudah dua hari ini aku belum bertemu dengannya”.Tak tahulah... rumahnya gelap terus....” jawabku.
Lantas aku dan Pakde Mul pergi kerumah Ahmad. Benar saja rumahnya gelap terus. Lantas aku mengetuki rumah Ahmad, tak ada sahutan. Pakde Mul berharap cemas menunggu. Tiba-tiba Ahmad muncul dari belakang rumah sambil menggenggam bandul peninggalan orang tuanya.
Wajahnya pucat melihat Pakde Mul. Ia menunduk.
Ahmad... kamu !(paakkkk…) lalu Pakde Mul menampar Ahmad. Sebelum ada tamparan kedua, aku segera melindungi Ahmad.
“Pakde apa - apaan ini?” tahu begini tak kuajak Pakde ke rumah Ahmad!”
“Pantas saja kamu aku panggil tak menjawab! Rupanya kamu mau ingkar!” kata pakde.
“Apa pula Pakde! Ahmad Kenapa? Ada apa!?” aku mulai kesal.
Kurasakan Ahmad menangis di punggungku. sahabatmu ini sudah menghianati kepercayaan Pakde! Dia bilang mau pinjam sapi untuk bajak sawah! Nyatanya sapi itu sekarang mati digorok orang!” kata pakde.
“Pakde dengarkan dulu penjelasanku! Sapi itu dicuri saat aku dan tidur!” jawab Ahmad.
“Makanya kerjamu tak becus! Hilang sapiku! Ganti sapiku! sembilan juta aku rugi!” Pakde Mul menjulurkan tangan kekarnya ke sampingku, tepat mengenai wajah Ahmad.
Sekuat tenaga aku menahan lengannya yang besar penuh otot. Apa daya tanganku? Aku tak mampu menahan laju tangannya yang besar. Aku didorongnya. Tersungkur ditanah, wajahku terjerembab, tersuruk ke dalam lumpur basah.
Disela-sela mataku yang kotor oleh lumpur, kulihat Ahmad dipukul Pakde Mul. Kalung bandul Ahmad terjatuh, susah payah Ahmad melindungi kalung itu agar tidak diinjak-injak oleh Pakde Mul. Maka aku bangkit dan mendorong Pakde Mul kencang-kencang. Benar kata orang, emosi mampu menjadi manusia lebih kuat. Sekarang aku emosi, tak terima sahabatku dipukuli oleh Pakdenya sendiri.
“Pakde! Ahmad itu keponakan kandung Pakde! Dia tak sengaja menghilangkan sapi itu! Jangan kau kejam kepada Ahmad!”kataku.
“Aku nggak peduli! Uang dan saudara tak ada hubungannya! Bulan depan kau harus  kembalikan uang sapiku, kalau tidak ku ambil rumahmu!” teriak Pakde Mul seraya berbalik badan pergi meninggalkan Ahmad yang menangis sesanggukan.
Berkali-kali Ahmad menghapus air matanya.“Aku tak berbohong, Demi Allah, orang tuaku tak mengajari aku berbohong!” tegasnya.
“Ya... aku mengerti!” aku langsung memeluk Ahmad.
Mencuri sepotong roti saja aku tak sanggup apalagi seekor sapi? Batinku menangis mendengar Ahmad berkata begitu.
Ahmad bekerja banting tulang  5 kali lipat untuk menggantikan sapi Pakde Mul. Tapi sekuat apa pun ia bekerja, pagi, siang, sore, malam. Uang sembilan juta tak mampu terkumpul dalam waktu satu bulan. Tanpa belas kasihan Pakde Mul merampas rumah Ahmad. Merebut akte rumah itu dan mengungkit-ungkit masa lalu.
“Dulu aku yang membelikan rumah ini untuk ibumu! Jadi jangan kau minta lagi! Beruntung aku tidak menagih lagi uang sapiku!” ucapnya pedas pada Ahmad.
Ahmad lemas tidak berdaya. “Apa yang harus ku perbuat ? Ya Robbi”…... Tanya dalam hati Ahmad
Kakeknya sendiri tak mampu membantu Ahmad. Ia hidup Sebatang kara dan sendiri. Ia hanya dibekali uang seratus ribu saja.
Ahmad tinggal di gubuk reyot dekat sawah, bila mandi ia pergi berkilo-kilo meter kesungai. Ia memilih berpuasa dan buka puasa dengan makan umbi-umbian untuk menghemat biaya pengeluaran.
Panennya gagal. Padi di sawah miliknya habis karena hama tikus. Hancur sudah hidupnya. Ia mencoba tegar seperti pejuang. Tapi Ahmad bukanlah tokoh fiksi. Ia bisa menangis meleburkan dukanya pada malam hari dan kembali menyekanya ketika menanti matahari.
Tapi ia tak juga bergerak dari duduk di tepi sungai irigasi. Menghadap ke barat, menantikan bulan hilang dan bergantian matahari.
“Kenapa kau tak mau mendengarkanku,? Matahari itu terbit dari timur! Dan kau sedang menghadap ke barat sekarang! Cobalah tengok ke belakang!”
Ahmad menoleh kebelakang. Semburat jingga menghambur dari balik pepohonan yang tinggi-tinggi dan rimbun yang menutupi kampung kami. Matahari pagi tertutup oleh pepohonan itu, maka Ahmad tak dapat melihat kemilaunya.
“Aku tahu matahari dari timur. Dan dulu disinilah Ayah pernah mengajak aku melihat matahari terbit”. Ucapnya dengan mata sendu.
“Kau hanya terjebak pada kenangan masa lalumu, Ahmad! Aku ingat betul! Dulu ayahmu mengajakmu ke sini untuk melihat matahari terbenam! Jangan lagi kau bolak-balik dengan bilang Ayahmu mengajak kau melihat matahari terbit! Aku ada bersamamu saat itu!” aku terengah. Gemas melihat semangat Ahmad luluh lantak perlahan-lahan.
“Dulu.... dulu Ayah pernah bilang! Kalau matahari terbit dari barat maka usailah hidup kita!”
“Astaghfirullah al-adzim! Ahmad! Inget Alloh SWT! janganlah kamu berkata begitu “ larangku.Ah... miris hati ini. Jadi selama ini Ahmad memang berharap matahari akan muncul dari barat.
Sudah hampir dua minggu aku tak melihat Ahmad, aku terlalu sibuk mengikuti bimbingan belajar di sekolah. Sebentar lagi aku akan menghadapi Ujian Nasional. Baiknya aku menengok Ahmad. Lama tak kulihat ia pergi kesungai.
Benar dugaanku, Ahmad sudah tak ada disawah. Gubuk kecilnya sudah musnah. Berganti pohon jagung yang masih kecil –kecil dan seorang lelaki tua, sesepuh kampung kami tengah menyiangi rumput-rumput dipinggiran tanaman jagung itu.
maaf pak mau tanya” Ahmad ke mana, ya?”
“Sawah ini sudah dijual kepada saya... tak tahulah aku Ahmad ada dimana.” Jawabnya dikemudian melanjutkan kesibukannya.
Cemas ditubuhku pun mulai menjalar-jalar. Ahmad? Kamu dimana?  Kemana? Ya Alloh... lalai sekali aku menjaga sahabat kecilku satu-satunya. Aku terduduk lemas di dekat sungai irigasi. Matahari terbenam dari ujung perbukitan. Ah.... iya, kutunggu saja besok subuh disini. Bukankah setiap pagi Ahmad selalu menunggu matahari terbit dari Barat? Ia pasti kesini.
Lama kutunggu, Ahmad  tak juga muncul juga. Padahal bulan sudah mulai berganti bulan. Ke mana Ahmad! Ah, aku tak boleh menyerah. Esok hari, selepas subuh aku bergegas mengendarai motor agar lebih cepat sampai. Namun naas, aku menabrak gerobak milik seorang petani. Motornya tak begitu rusak tapi kakiku nyeri dan sakit. Kuangkat motor itu dan kudorong menuju sungai irigasi. Nyeri di kaki ini tak seberapa dibandingkan luka hati Ahmad. Tapi yang kutemui hanyalah kosong. Tak ada Ahmad  disana, sosok laki- laki yang menunggu matahari terbit dari arah barat.
Berhari-hari aku mencari sampai sepi mengigit sumsum. Aku rindu akan sosok Ahmad. Aku rindu bercanda dengannya meski matanya penuh kesedihan. Aku rindu memberinya nasehat, atau mungkin Ahmad jengah dengan segala nasehatku? Ujian Nasional yang semakin dekat pun tak kuhiraukan. Hidup tanpa gairah bila menjalani hari tanpa sahabat bukan?
Bulan sudah tenggelam, semburat jingga berpendar. Tak ada matahari terbit dihadapanku. Ya, matahari sudah tak bersahabat lagi, ia membiarkan Ahmad pergi entah kemana. Kulalui pagi itu dengan tercenung menatapi aliran sungai irigasi. Ketika berjalan menyusuri aliran sungai, ada seorang laki-laki muda yang ingin bunuh diri melompat dari atas jembatan. Aku langsung berlari menghampiri pemuda itu.
Hey ... apa yang kau lakukan?... sambil aku menariknya dan aku berkata “ingat kau itu masih muda, ingat  Alloh  SWT”. Ternyata pemuda itu Ahmad sahabatku yang selama ini aku cari. “Ahmad ... astafirulloh hal’azim....” dengan geram aku megatakan
“Ahmad sadarlah bunuh diri tidak akan menyelesaikan masalah”kataku.
 Dengan pasrah  Ahmad berkata. “ hidupku sudah tidak ada gunanya lagi rasanya, aku ingin mati saja hari ini orang  sepertiku tidak ada gunanya hidup didunia ini” kata Ahmad. “sadarlah sahabatku, masih ada  Alloh SWT, yang akan menolongmu . Dan aku sahabat terbaikmu yang selalu setia menemanimu disaat kau susah maupun gembira” kata ku. ”Apa? Alloh!…..  dimana Alloh sekarang? Lihat aku, hidupku  susah sampai sekarang. Katamu Alloh akan menolongku! Kata Ahmad. “Masalloh  Ahmad … Apa yang kau katakan? Sembari aku memukulnya.  Ya Alloh maafkan hambamu ini, yang telah melupakanmu sembari menangis penuh penyesalan. Ia pun sadar ,bandul peninggalan orang tua Ahmad itu terbuka  dan mengeluarkan cahaya sangat terang. Subhanalloh, didalamnya ada emas  bertuliskan lafal ALLOHHUAKBAR. Ahmad pun sadar dan tidak akan mengulangi perbuatanya lagi.
“Aku akan berubah Ya Alloh, akan ku gappai semua mimpiku. Aku ingin menjadi orang yang sukses.ternyata meski aku hidup sendiri masih ada Engkau Ya Alloh” kata Ahmad sembari membangkitkan semangat.
10 tahun kemudian telah berlalu, aku pun menjadi seorang guru, setiap saat aku selalu teringat dengan sahabat kecilku itu .  Dengan kerja keras dan pantang menyerah dari Ahmad serta Ridho Alloh SWT, ternyata ia pun menjadi seorang perternak sapi yang sangat sukses. Ia mempunyai kurang lebih 1000 ekor sapi dan mempunyai berpuluh – puluh petak kandang sapi.
Disuatu ketika kami dipertemukan lagi dijembatan itu sambil melihat matahari yang terbit dari timur bukan dari barat. Dengan perasaan gembira kami pun bertakbir “ALLOHHUAKBAR”. Dan inget satu lagi Alloh itu melihat kita bukan dari hasil yang kita raih, melainkan Alloh SWT melihat kita dari bagaimana proses kita untuk meraih itu semua.    



KARYA TULIS ILMIAH





MENYIMAK KEISTIMEWAAN MORFOLOGI DAN PERILAKU BELALANG SEBAGAI CERMIN DARI KEADAAN MANUSIA DI HARI PEMBANGKITAN

(karya tulis)





Oleh:

ANA NUR
NISN 9951126493

ANA ZUHRIATUN NISA
NISN 9970904858

ASIH LESTARI
NISN 9967418511

SHINTA PURNAMA SARI
NISN 9961086975



SMA NEGERI 1 TUMIJAJAR
KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT
DINAS PENDIDIKAN
LAMPUNG
2012











ABSTRAK



Hewan belalang (Dissosteira carolina).merupakan salah satu spesies serangga yang sering ditemui di daerah pedesaan, terlebih di daerah persawahan. Belalang merupakan hewan yang dipilih oleh Allah SWT sebagai lambang keadaan manusia pada saat hari pembangkitan. Jika diperhatikan bagaimana rupa belalang yang matanya menunduk kebawah,dan bagaimana belalang berkembang biak,kita akan bisa memahami betapa akuratnya perlambangan ini dengan keadaan dimana seluruh manusia akan dibangkitkan bersama-sama. Sekelompok peneliti telah menemukan bahwa berkumpulnya belalang di dalam tanah adalah menunggu datangnya sebuah sinyal yang akan tertangkap oleh antena pada kepala mereka yang kemudian akan  menggerakkan mereka untuk berkumpul bergerak secara bersama sama. Hal ini sama halnya dengan manusia yang menunggu peniupan sangkakala untuk kemudian bangkit menuju padang masyar bersama-sama, sesuai yang tercantum di dalam kitab suci Al-Qur’an خُشَّعًاأَبْصَارُهُمْيَخْرُجُونَمِنَالْأَجْدَاثِكَأَنَّهُمْجَرَادٌمُّنتَشِرٌ
sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka ke luar dari kuburan seakan-akan
mereka belalang yang berterbangan
(QS. 54:7)
Penelitian tentang keistimewaan hewan belalang ini bertujuan untuk mengetahui tahap-tahap perkembangan belalang yang berkaitan dengan peristiwa hari pembangkitan dan memberikan informasi kepada masyarakat mengenai belalang yang ditinjau dari segi sains belalang memiliki antena sebagai indra pendengaran dan penanda sinyal berkumpul membentuk koloni. Sedangkan dari segi agama sinyal berkumpul pada belalang diibaratkansebagai tiupan sangkakala sebagai penanda manusia berkumpul di padang masyar.
Berdasarkan penelitian tersebut telah ditemukan fakta bahwa kebanyakan dari masyarakat Daya Asri banyak yang belum mengetahui keistimewaan belalang baik ditinjau dari segi sains dan agama. Oleh karena itu   disarankan bagi masyarakat untuk lebih menggali wawasan tentang keistimewaan belalang bukan hanya menganggap belalang sebagai hama padi namun memanfaatkannya dengan mengolah belalang menjadi makanan.
Key Words :Belalang, sinyal hari pembangkitan








 






                                                                                                                                                           I.     PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Begitu sempurnanya Islam hingga  segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan manusia teratur secara terperinci. Diantara makhluk ciptaan Allah, salah satu yang memiliki keistimewaan adalah belalang. Belalang merupakan  dua binatang yang dikecualikan oleh syariat Islam dari kategori bangkai, yaitu belalang, ikan dan sebagainya dari macam binatang yang hidup di dalam air.. Firman Allah :
أُحِلَّ لَكُمْ صَيْدُ الْبَحْرِ وَطَعَامُهُ مَتَاعاً لَّكُمْ وَلِلسَّيَّارَةِ وَحُرِّمَ عَلَيْكُمْ صَيْدُ الْبَرِّ مَا دُمْتُمْ حُرُماً وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِيَ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
"Dihalalkan bagi kamu binatang buruan laut dan makanannya." Q.S. Al-Maidah (3) : 96
Peristiwa hujan binatang, seperti katak, ular, ikan, kepiting, burung, belalang, bahkan hujan buaya ini pernah terjadi di berbagai negara, seperti di Inggris, Amerika, Italia, Australia, Skotlandia, dan Hungaria. Menurut pakar fisikawan, hujan binatang disebabkan oleh badai tornado yang mampu menghisap material di bawahnya yang berada dalam radius beberapa kilometer.
 Di dalam Al-Qur`an juga ditemukan kisah tentang hujan binatang ini pada surat Al-A’raf ayat 7.
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ الطُّوفَانَ وَالْجَرَادَ وَالْقُمَّلَ وَالضَّفَادِعَ وَالدَّمَ آيَاتٍ مُّفَصَّلاَتٍ فَاسْتَكْبَرُواْ وَكَانُواْ قَوْماً مُّجْرِمِينَ

Artinya : “Maka Kami kirimkan kepada mereka topan, belalang, kutu, katak, dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa.” (Q.S. Al-A’raf: 7). Kisah ini terjadi pada kaum Nabi Musa di Mesir.

Keistimewaan  belalang juga ditunjukkan dengan adanya firman Allah yang menggambarkan belalang  pada saat di bangkitkannya kembali seluruh manusia pada hari kiamat, Allah SWT  menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya dengan memperlihatkan gambaran kebangkitan manusia dari kubur seakan-akan belalang yang berterbangan, ialah belalang-belalang kecil yang beterbangan dan saling bercampur-baur antara satu dengan lainnya.

Jika diperhatikan dengan lebih seksama, rupa belalang yang matanya menunduk ke bawah dan bagaimana belalang berkembangbiak, kita akan bisa memahami bagaimana akuratnya perlambang ini dengan keadaan dimana seluruh manusia akan dibangkitkan bersama-sama. Selain itu hal ini juga bisa menggambarkan dahsyatnya hari kiamat hingga tak ada satupun manusia yang mampu mengangkat kepala untuk sekedar melihat keadaan pada hari itu.

 Al-Quran  menginformasikan sesuatu pengetahuan pada suatu masa dimana tidak ada manusia lain selain  Sang Maha Pencipta yang mengetahuinya saat itu.sebagai bukti bahwa Al Quran ini merupakan wahyu dari Allah swt.manusia masa sekarang adalah orang orang yang beruntung karena dapat mengetahui hal ini berkat makin canggih dan majunya ilmu pengetahuan.hal ini tidak diketahui manusia pada masa ayat ini diturunkan. 

Berdasarkan latar belakang di atas ,maka prnelitian tertarik untuk maneliti belalang sebagaimana Allah menggambarkan pada saat di bangkitkannya kembali seluruh manusia pada hari kiamat,mereka akan dibangkitkan seperti belalang yang beterbangan,kenapa Allah swt menjadikan belalang sebagai contoh,serta bagaimana  tahap-tahap perkembangan Belalang yang  seperti tahap-tahap pada hari pembangkitan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1.    Apakah keterkaitan antara Belalang dengan hari pembangkitan?
2.    Apakah tahap-tahap perkembangan Belalang sama seperti tahap-tahap pada hari pembangkitan?
3.    Mengapa ALLAH SWT menggunakan Belalang sebagai contoh hari pembangkitan ditinjau dari segi agama dan segi sains

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.    mengetahui keterkaitan antara belalang dengan hari pembangkitan
2.    mengetahui tahap-tahap perkembangan Belalang sama seperti tahap-tahap hari pembangkitan
3.    mengetahui sebab ALLAH SWT menggunakan Belalang sebagai contoh hari pembangkitan ditinjau dari segi agama dan segi sains

1.4    Kegunaan Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan mengenai firman ALLAH tentang perumpamaan Belalang. Dan dengan adanya penelitian ini pula diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat khususnya umat islam mengenai Belalang ditinjau dari segi agama dan segi sains
1.5 Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini adalah:
1.    Penelitian ini hanya dibatasi pada hewan Belalang karena Belalang merupakan hewan yang  menjadi contoh keadaan manusia di hari pembangkitan.
2.    Penelitian ini hanya dibatasi pada beberapa petani di Desa Daya Asri.
 






                                                                                                                                          II.            LANDASAN TEORI

2.1  . Pengertian Belalang

Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya terkadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan. Belalang dibagi menjadi dua sub kelompok utama: pendek bertanduk belalang dan jangka bertanduk belalang. Tahap perkembangan pada belalang meliputi telur, belum matang (nimfa) dan dewasa. Setiap individu berkembang melalui tahap-tahap dalam urutan yang disajikan, tetapi panjang setiap tahap dan waktu tahun ketika tahap tertentu terjadi bervariasi tergantung spesiesnya.

Telur biasanya diproduksi dalam kelompok dan dalam struktur yang disebut polong telur. Menurut Onsager dan Mulkern (1963) empat tipe dasar buah telur terjadi, dan ini dibedakan terutama oleh karakteristik dari sekresi berbusa yang berhubungan dengan telur. Buih ini dapat ditemukan di sekitar dan di antara telur, menyebabkan telur untuk mematuhi satu sama lain dan partikel tanah untuk mematuhi telur.
1.    Tipe satu polong telur ditandai dengan buih sekitarnya massa telur tapi tidak antara telur individu. Dengan demikian, buih membentuk wadah berlubang di mana telur yang disimpan.
2.    Jenis polong dua telur mempunyai buih sekitarnya antara telur dan telur.
3.    Tipe tiga telur polong memiliki buih antara telur, tetapi buih tidak sepenuhnya mengelilingi polong.
4.    Tipe empat telur polong mengandung buih kecil, dan itu hanya terjadi berdekatan dengan telur lalu-disimpan. Dengan demikian, polong telur dapat ditemukan sebagai mengeras, tanah yang tertutup pelet (sering berbentuk kacang), atau sebagai koleksi agak longgar dari telur atau sebagai sesuatu di antaranya

Polong telur umumnya berisi empat sampai empat puluh telur. Betina dapat menghasilkan empat sampai dua puluh lima buah telur, dan produksi telur total biasanya seratus sampai dua ratus telur, tapi telur lima ratus tidak lazim (Criddle, 1933a).

Telur biasanya disimpan dalam tanah, tetapi beberapa spesies lebih memilih untuk menelur antara akar tanaman, di kayu atau kotoran sapi. Para peneliti menemukan bahwa ternyata belalang mengubur telur telur mereka didalam tanah dan kemudian telur-telur itu berubah menjadi larva. Larva tersebut tetap tinggal untuk sementara waktu didalam tanah sebelum pada akhirnya mereka secara bersama-sama keluar dari dalam tanah dengan jumlah yang sangat banyak. Para kawanan belalang ini hampir menyerupai awan hitam dari kejauhan, dimana jarak dari ujung satu ke ujung lainnya dapat mencapai berkilo-kilometer jauhnya. Bukan itu saja, sekelompok peneliti telah menemukan bahwa berkumpulnya mereka didalam tanah adalah menunggu datangnya sebuah sinyal yang akan tertangkap oleh antena pada kepala mereka yang kemudian akan  menggerakkan mereka untuk berkumpul.

Setelah menetaskan  telur, nimfa menjalani serangkaian molts disertai dengan perubahan dalam penampilan dan ukuran. Ganti kulit biasanya memakan waktu kurang dari tiga puluh menit untuk menyelesaikan, sehingga melarikan diri dari kulit tua, atau integumen. Tingkat di mana terjadi pengembangan diatur terutama oleh kualitas suhu dan makanan; kondisi yang menguntungkan meningkatkan laju pembangunan. Sebagian besar spesies mencapai tahap dewasa dalam tiga puluh sampai lima puluh hari.

Ada banyak jenis spesies belalang yang terdapat di dunia ini. Berikut akan dijelaskan jenis-jenis belalang yang berhasil diidentifikasi.

1.    Belalang Kembara (Locusta migratoria manilensis)

Dalam kehidupan dan perkembangan koloni belalang kembara dikenal mengalami tiga fase pertumbuhan populasi yaitu fase soliter, fase transien, dan fase gregaria. Pada fase soliter, belalang hidup sendiri-sendiri dan tidak menimbulkan kerugian atau kerusakan tanaman. Pada fase gregaria belalang kembara hidup bergerombol dalam kelompok-kelompok dengan jumlah sangat besar, berpindah-pindah tempat dan menimbulkan kerusakan dahsyat.

Perubahan fase soliter ke fase gregaria biasanya dimulai pada awal musim hujan setelah melewati musim kemarau yang cukup kering (di bawah normal). Pada saat tersebut, biasanya terjadi peningkatan populasi belalang soliter yang berdatangan dari berbagai lokasi ke suatu lokasi yang secara ekologis sesuai untuk berkembang. Lokasi tersebut adalah langka penduduk, biasanya mempunyai lahan yang terbuka atau banyak rerumputan, tanahnya gembur berpasir, dekat sumber air (sungai, danau) sehingga kondisi tanahnya cukup lembab.

Setelah berlangsung tiga sampai empat generasi apabila kondisi lingkungan memungkinkan akan berkembang menjadi fase gregaria, melalui fase transien. Lokasi ini dikenal sebagai lokasi pembiakan awal.

Perubahan fase gregaria kembali ke fase soliter (melalui fase transien) biasanya apabila keadaan lingkungan tidak menguntungkan, terutama karena pengaruh curah hujan di atas normal, tekanan musuh alami dan atau tindakan manusia dalam usaha pengendalian.

Belalang kembara fase gregaria aktif terbang pada siang hari dalam kelompok besar. Pada pagi hari belalang terbang berputar-putar untuk pindah lokasi. Dalam kondisi angin sepoi-sepoi belalang terbang menentang arah angin, namun pada angin kencang terbang mengikuti arah angin. Pada senja hari, kelompok belalang hinggap pada suatu lokasi, biasanya untuk kawin dan bertelur pada lahan-lahan kosong, berpasir, memakan tanaman yang dihinggapi.

Pertanaman yang dihinggapi pada malam hari biasanya dimakan habis. Sedangkan Kelompok besar nimfa biasanya berpindah tempat dengan berjalan secara berkelompok . Sepanjang perjalanan biasanya memakan tanaman yang dilewatinya. Tanaman yang paling disukai belalang kembara adalah kelompok Graminae yaitu padi, jagung, sorgum, tebu alang-alang, gelagah dan berbagai jenis rumput. Selain itu belalang dapat memakan daun kelapa, bambu, kacang tanah, petsai, sawi, kubis daun. Tanaman yang tidak disukai antara lain kacang hijau, kedelai, kacang panjang, ubikayu, tomat, ubi jalar dan kapas.

Betina meletakkan telur dalam bentuk paket telur di dalam tanah, dan seekor betina mampu mnghasilkan telur sebanyak dua ratus tujuh puluh butir telur. Siklus hidupnya rata-rata tujuh puluh enam hari, stadia telur rata-rata tujuh belas hari, nimfa tiga puluh delapan hari (mengalami lima instar), dan praoviposisi dua puluh satu hari (dengan prakopulasi sebelas hari). Belalang ini pernah eksplosif di Pulau Sumba, Lampung, Sumatra Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo.

2.         Valanga sp.
Jenis-jenis Valanga dikenal dengan nama walang kayu. Ukuran dan bentuknya lebih besar daripada Locusta. Belalang ini meletakkan telurnya dalam bentuk paket telur di dalam tanah. Telur dapat tidak menetas selama musim kemarau, dan menetas setelah turun hujan. Stadia telur pada tanah yang lembab menetas empat sampai lima minggu, stadia nimfa antara lima puluh sampai delapan puluh hari, dan belalang dewasa dapat hidup selama empat bulan.

Makanannya adalah jagung, daun atau pucuk jati, akasia, kelapa, pisang, kluwih, nangka, mangga, kapuk, aren, waru, karet, kopi, kakao, dadap, wijen, jarak. Kapas dan tebu sedikit dirusak, sedang ubi kayu kurang disukai. Pada populasi tinggi semua daun habis dimakan. Tanaman yang tidak disukai adalah padi sawah, sorgum, bambu, alang-alang dan rerumputan lain, dan ubi jalar. Pengendalian dilakukan secara mekanis, hayati, maupun cara kimia. Di beberapa daerah jenis belalang ini disukai sebagai lauk makan maupun cemilan dan dapat dijual-beli.

3. Nomadacris Patanga succincta

Belalang ini lebih besar daripada Locusta, tubuhnya agak lebih pendek daripada Valanga dengan bentuk tubuh yang ramping, dominan berwarna coklat, coklat kemerah-merahan. Pronotum bagian punggung mempunyai garis berwarna keputih-putihan, pada kedua sisinya terdapat satu garis keputih-putihan diantara dua garis berwarna gelap, dan mempunyai mata yang bergaris.

Ekologi belalang ini serupa dengan kedua jenis belalang di atas, berkembang di daerah kondisi kering. Belalang ini pemakan rumput, padi, jagung dan famili graminae lain, disamping juga makan tanaman kedelai, daun mangga, jeruk, cajanus. Belalang ini pernah meningkat populasinya di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur tahun 1980an menyerang tanaman jagung dan di kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan tahun 2004 menyerang jagung dan kedelai.
2.2. Pendapat para ilmuan.
1.    Peneliti dari Institut Max Planck untuk Fisika Sistem Kompleks, serta ilmuwan AS yang didukung oleh National Science Foundation, membahas masalah  tentang bagaimana kelompok belalang  mampu berkoordinasi untuk bergerak bersama tetap menjadi misteri. Dimana, setiap organisme hanya bisa melihat daerah kecil di sekitar mereka, ketika mereka dipengaruhi oleh perubahan yang tak terduga dalam lingkungan, dan ketika tidak ada pemimpin yang jelas dari perilaku kolektif. melalui ilmu jaringan,  Mereka menggunakan ide dari studi sebelumnya pada pembentukan opini dalam jaringan sosial, seperti Facebook dan Twitter, dan diterapkan dengan penelitian sebelumnya dari 120 nimfa belalang berbaris di arena berbentuk cincin di laboratorium. Belalang sangat bergantung satu dengan yang lain, karena pada kenyataannya mereka memiliki sifat kanibalisme. Ketika mereka berbaris melintasi gurun tandus, belalang dengan hati-hati melacak satu sama lain sehingga mereka tetap berada dalam jarak mencolok untuk mengkonsumsi satu sama lain. Dimana hal tersebut merupakan strategi yang sangat efisien untuk bertahan hidup.

2.    Dr. Zaghloul El-Naggar yang diungkap dalam bukunya  Ayat-Ayat Kosmos dalam Al-Quran Al-Karim “ , menggunakan  sabda Rasulullah SAW untuk mengetahui sisi lain dari masalah gaib hari akhir , terkait hikmah perumpamaannya dengan belalang yang berterbangan. Sirkulasi hidup belalang dimulai dari meletakkan telur pembuahan pada beberapa tempat tertentu. Induknya menjaga hingga menetas pada permulaan bulan Mei setiap tahunnya. Dari telur keluar peri (nymph) yang melepaskan diri dari kulitnya beberapa kali hingga mencapai bentuk serangga dewasa yang pada awalnya hidup secara individual. Setelah itu membentuk kelompok-kelompok, yang berakhir kepada perjalanan migrasi kolektif, dimana sekawanan besar belalang bisa menmpuh jarak yang jauh melintasi wilayah-wilayah reproduksi misim gugur, musim dingin, misim semi, dan kemudian, kembali ke wilayah semua tempat mereka berangkat
3.    Di dalam buku terbitan QultumMedia , Adrie Mesapati di dalam bukunya Menguak Misteri Terheboh Sepanjang Masa  mencoba mempertemukan aspek ilmiah dalam sebuah fenomena dengan aspek agama secara objektif. Menurutnya, ilmu pengetahuan dan agama mempunyai keselarasan dan relevansi yang kuat. Pada setiap peristiwa, penulis memberikan kolom khusus ‘Mutiara Hikmah’ sebagai jembatan dalam memahami peristiwa tersebut menurut perspektif agama. Disinilah persamaan antara belalang dengan kebangkitan manusia pada hari akhir nanti.
























    










 















                                                                                                                     III.            METODOLOGI PENELITIAN


3.1    Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 06-14 Februari di desa Daya Asri, Kecamatan Tumijajar, Kabupaten Tulang Bawang Barat.

3.2    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam karya tulis ini adalah metode deskriptif (memaparkan).

1.1    Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.    Observasi
Teknik ini digunakan untuk melihat secara langsung morfologi belalang serta menguji indera pendengaran (antena) yang berfungsi sebagai penerima sinyal berkumpul  bagi kawanan-kawanan Belalang.

2.    Wawancara
Dalam penelitian ini penulis juga melakukan wawancara secara langsung dengan pihak pemilik sawah untuk memperoleh informasi yang seluas-luasnya terkait tentang Belalang. Wawancara dilakukan khususnya dengan Bapak Harno yang menjadi orang pertama dalam wawancara di Desa Daya Asri.




3.    Dokumentasi
Dalam penelitian ini penulis juga mendokumentasikan hal-hal penting mengenai Belalang sesuai hasil penelitian yang dihadapi

4.    Studi Pustaka
Teknik ini merupakan teknik yang digunakan untuk mem,peroleh informasi dengan cara mengumpulkan dsata-data yang diperlukan baik melalui media massa, perpustakaan sekolah, ataupun internet.

1.2    Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah belalang yang ada di persawahan yang ada di Daya Asri. Dan sampel dalam penelitian ini adalah beberapa belalang yang ada di persawahan di desa Daya Asri.











 







IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1    Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, diperoleh keterangan bahwa warga Daya Asri sering menjumpai belalang saat berada di sawah. Mereka menjumpai belalang dengan keadaan berkoloni. Sekawanan besar belalang yang melakukan perjalanan bersama kawananya bisa mencapai puluhan miliar. mereka hampir menyerupai awan hitam dari kejauhan.. Belalang terbang sepenuhnya didalam keadaan telanjang, kecuali rahmat Allah SWT yang melengkapinya dengan lapisan tanduk halus. Belalang-belalang kecil yang saling berterbangan dan bercampur-baur antara satu dengan lainnya.

Menurut para petani mereka menemukan bahwa ternyata belalang mengubur telur-telur mereka didalam tanah dan batang pohon. Jumlah telur belalang bervariasi antara empat puluh sampai lima puluh telur setiap belalang. Dalam kerumunan yang padat,mereka menunggu datangnya sinyal untuk berkumpul antara satu dengan yang lain.

Penelitian telah menunjukkan bahwa belalang selalu terbang secara bersama-sama dan senantiasa menunggu sinyal untuk saling berkumpul.  Sirkulasi hidup belalang dimulai dari meletakkan telur pembuahan pada beberapa tempat tertentu. Induknya menjaga hingga menetas pada permulaan bulan Mei setiap tahunnya. Dari telur keluar peri (nymph) yang melepaskan diri dari kulitnya beberapa kali hingga mencapai bentuk serangga dewasa yang pada awalnya hidup secara individual. Setelah itu membentuk kelompok-kelompok, yang berakhir kepada perjalanan migrasi kolektif, dimana sekawanan besar belalang bisa menmpuh jarak yang jauh melintasi wilayah-wilayah reproduksi misim gugur, musim dingin, misim semi, dan kmudian, kembali ke wilayah semua tempat mereka berangkat. Belalang senantiasa hidup berkoloni karena kekerabatan antara mereka sangatlah kuat.

Belalang adalah binatang yang mempunyai badan yang terdiri atas 20 ruas (segmen): 6 segmen yang merupakan kepala, 3 segmen untuk thorax (dada) dan 11 segmen untuk abdomen. Panjangnya tubuh antara 0,2 mm dan 30 cm, tetapi diameter tubuh jarang melebihi 1 cm. Jumlah kaki 6. Kalau sudah dewasa mempunyai sayap dua pasang. Belalang mempunyai rangka di sebelah luar tubuhnya, yang terdiri atas bagian – bagian keras, dipisah oleh selaput – selaput yamg lunak. Rangka tersebut lebih kuat daripada rangka binatang yang menyusui dan cukup supel, tetapi harus diganti beberapa kali selama belalang  masih dalam masa pertumbuhan.

Setiap belalang  mempunyai dua antena, yang dipakai sebagai alat untuk mencium bau dan untuk meraba. Bentuknya sangat berbeda – beda, ada yang pendek dan ada yang panjang, ada yang sederhana, ada yang majemuk, seringkali yang pejantan mempunyai antena yang lebih besar daripada yang betina. Sepasang antena yang terletak di bagian “muka” kepala belalang  adalah satu ciri penting dari belalang . Antena serangga beruas-ruas, dan digunakan sebagai alat penerima rangsang. Fungsi antena belalang cukup beragam, yaitu sebagai peraba, pembau dan perasa. Bentuk antena serangga bermacam-macam, dan dapat digunakan sebagai “pedoman” untuk mengidentifikasi famili serangga.Belalang tidak mempunyai paru – paru. Zat asam langsung masuk lewat spirakel dan trakea. Trakea adalah semacam pipa, bercabang, ujung yang satu pada kulit (spirakel) sedangkan ujung yang lain sampai ke dalam tubuh belalang .
Jadi, belalang dicirikan oleh:
1.      tubuh yang terbagi menjadi tiga (kepala, toraks dan abdomen)
2.      memiliki tiga pasang kaki yang tumbuh pada toraks .
3.      memiliki satu atau dua pasang sayap yang tumbuh pada ruas toraks kedua dan ketiga, atau tidak (pada Apterygota).
4.      memiliki sepasang antena dan sepasang mata majemuk.

4.2    Pembahasan

Belalang merupakan makhluk ciptaan Allah yang tidak dipedulikan oleh manusia tetapi memiliki makna filosofi yang luar biasa. Ketika belalang telah siap keluar untuk beraktivitas, mereka tetap menanti sinyal panggilan untuk berkumpul. Belalang sangat bergantung satu dengan yang lain, karena pada kenyataannya mereka memiliki sifat kanibalisme. Ketika mereka berbaris melintasi gurun tandus, belalang dengan hati-hati melacak satu sama lain sehingga mereka tetap berada dalam jarak mencolok untuk mengkonsumsi satu sama lain. Dimana hal tersebut merupakan strategi yang sangat efisien untuk bertahan hidup.

Informasi yang sangat jelas dari Allah SWT yang menunjukkan tanda-tanda kekuasaan-Nya dengan memperlihatkan gambaran kebangkitan manusia dari kubur seakan-akan belalang yang berterbangan, dalam Surah Al- Qamar (53) ayat 7:


“Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka keluar dari kubur seakan-akan mereka belalang yang beterbangan”.
Dalam ayat ini Allah menggambarkan pada saat di bangkitkannya kembali seluruh manusia pada hari kiamat,mereka akan dibangkitkan seperti belalang yang beterbangan,kenapa Allah swt menjadikan belalang sebagai contoh?

Dalam firman Allah SWT, “…mereka keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan”, manusia-manusia yang keluar dari kuburnya pada hari kebangkitan diibaratkan bagaikan belalang-belalang
yang beterbangan Persamaan antara belalang dengan kebangkitan manusia pada hari kebangkitan nanti adalah sebagai berikut:
1. Waktu yang lama
2. Berdesak desakan dibawah tanah
3. Dalam kerumunan yang padat, mereka menunggu datangnya sinyal
untuk berkumpul
4. Ketika sinyal berkumpul telah diterima, maka mereka keluar secara  
bersama-sama dari dalam tanah menuju ke permukaan tanah dalam
jumlah yang luar biasa banyaknya.

Kehidupan hari akhir dimulai dengan yaumul-ba’as, yaitu bangkitnya seluruh makluk dari kubur. Semua manusia, sejak manusia yang pertama hingga manusia yang terakhir dibangkitkan dari kubur. Kebangkitan itu ditandai dengan trompet Malaikat Israfil utnuk kedua kalinya.

Ketika Rosulullah saw, menyampaikan maslah yaumul ba’as kepada penduduk Mekah ada yang menolak dan sama sekali tidak percaya. Dia antara mereka dalah Ubay bin Khalaf dan Ash bin Wail. Keduanya langsung mengambil cangkul dan menggali kuburan. Kemudian, mereka mebawa tulang belulang yang telah lapuk ke hadapan Rasulullah saw. Setelah itu mereka menginjak-injak serta menghancurkan tulang-belulang itu menjadi debu. Lalu meniupnya hingga beterbangan.

Kemudian, keduanya menantang beliau, Wahai Muhammad! Apakah engkau mendakwahkan bahwa Allah swt, akan menghidupkan kembali tulang belulang yang telah hancur menjadi debu? Untuk mejawab tantangan itu Allah swt. Menurunkan Al-Qur’an surat Yasin Ayat 77-79 berikut ini.
. وَضَرَبَ لَنَا مَثَلاً وَنَسِيَ خَلْقَهُ قَالَ مَنْ يُحْيِي الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ . أَوَلَمْ يَرَ الْإِنسَانُ أَنَّا خَلَقْنَاهُ مِن نُّطْفَةٍ فَإِذَا هُوَ خَصِيمٌ مُّبِينٌ قُلْ يُحْيِيهَا الَّذِي أَنشَأَهَا أَوَّلَ مَرَّةٍ وَهُوَ بِكُلِّ خَلْقٍ عَلِيمٌ



Artinya ;
Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang Nyata! Dan dia membuat perumpamaan bagi kami dan ia lupa kepada kejadiannya. Ia berkata,”Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang yang telah hancur luluh?”Katakanlah, “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang telah menciptakanya kali yang pertama. Dan dia Maha Mengatahui tentang segala makhluk.”(Q.S. Yasin; 77-79)

Seperti itulah penggambaran bagaimana manusia akan dibangkitkan, bermilar milyar manusia dari jaman Nabi Adam as, hingga manusia terakhir yang diciptakan,akan dibangkitkan secara bersama sama.menuju satu tempat pertemuan.dalam hal ini, belalang menunjukkan kepada kita semua, walaupun telur telur belalang membutuhkan waktu 4 hngga 5 bulan(di dalam tanah) untuk berubah dari telur menjadi larva dan kemudian menjadi belalang,mereka tetap dapat dibangkitkan, hidup kembali.seperti itulah halnya bagaimana setiap dari kita akan menghadapi hari itu, hari kebangkitan bersama sama seluruh umat manusi (hari dimana tidak ada titik kembali..

Berdasarkan penjelasan ayat di atas, dapat kita pahami, salah satu kejadian yang dahsyat pada hari pembangkitan  adalah berubahnya keadaan manusia, sehingga ia bagaikan belalang yang beterbangan, bertebaran dengan bercampur-baur dan tidak tentu arahnya. Pada hari itu, seluruh manusia sibuk dengan urusannya, sampai-sampai ada yang lupa terhadap sanak familinya. Di antara manusia ada yang senang dan berseri-seri dengan sebab amal shalih yang mereka lakukan saat di dunia, yang akhirnya mengantarkannya ke surga. Tetapi sebagian lagi berwajah muram dan bersedih, disebabkan oleh amal-amal buruk yang telah mereka lakukan. Manusia pun mengetahui tempat mereka tinggal nantinya.

Ditunjukkan dalam firman Allâh Ta'ala dalam surat ‘Abasa/80 ayat 34-42:
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ مُّسْفِرَةٌ . لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ يَوْمَئِذٍ شَأْنٌ يُغْنِيهِ .وَصَاحِبَتِهِ وَبَنِيهِ.وَأُمِّهِ وَأَبِيهِ  .يَوْمَ يَفِرُّ الْمَرْءُ مِنْ     أُوْلَئِكَ هُمُ الْكَفَرَةُ الْفَجَرَةُ .تَرْهَقُهَا قَتَرَةٌ .وَوُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ عَلَيْهَا غَبَرَةٌ .ضَاحِكَةٌ مُّسْتَبْشِرَةٌ .أَخِيهِ
Pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari isteri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan bergembira ria. Dan banyak (pula) muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan.mMereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka.

Ayat ini menunjukkan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berkaitan dengan rukun iman kelima. Bahwa salah satu perwujudan beriman kepada hari akhir adalah meyakini adanya mizan (timbangan) pada hari Kiamat kelak. Barangsiapa yang berat amalan kebaikannya, maka akan mendapatkan kehidupan yang baik, dan demikian sebaliknya. Mudah-mudahan Allâh Ta'ala senantiasa melindungi dan menjauhkan kita dari segala hal yang dapat mengantarkan kepada panasnya api neraka Jahannam.

Belalang terbang sepenuhnya di dalam keadaan telanjang, kecuali rahmat Allah SWT yang melengkapinya dengan lapisan tanduk halus. Kelak manusia juga dikumpulkan di dalam keadaan telanjang bulat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Tidak ada yang menutupi mereka kecuali kulit mereka saja”.
Hari kebangkitan/ Yaumul Ba'ats  adalah hari dibangkitkannya seluruh manusia yang pernah hidup di dunia baik yang tua, muda, besar, kecil, hidup di zaman nabi adam as, baru lahir sampai saat kiamat,  manusia akan bangkit kembali dari mati untuk kemudian dihitung amal perbauatannya selama hidup di dunia. Seluruh manusia akan bangkit kembali dengan jasad tubuh ketika masih muda dengan raut yang wajah berbeda-beda sesuai amal perbuatannya. Berdasarkan keterangan itu, perumpamaan Al-quran yang luar biasa ini, “…mereka keluar dari kubur seakan-akan mereka belalang yang beterbangan”, tetap menjadi bukti bahwa Alquran adalah firman Allah SWT, Tuhan Pencipta yang menurunkan Wahyu dengan ilmu-Nya kepada penutup para nabi dan rasul-Nya, Muhammad SAW.

























 

























                                                                                                                       IV.            KESIMPULAN DAN SARAN

5.1  KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang kami lakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1.      Faktor-faktor ALLAH SWT menjadikan belalang sebagai contoh sebagai perilaku manusia dihari pembangkitan karena keadaan dan perilaku belalang menyerupai keadaan manusia kelak dihari pembangkitan.
2.      Antenna pada belalang sebagai indera pendengaran berguna untuk menangkap sinyal berkumpul seperti halnya keadaan manusia pada saat mendengar tiupan sangkakala.
3.      Ditinjau dari segi agama dan segi sains mata belalang yang tertunduk dan perilaku belalang saat terbang menggambarkan manusia yang keluar dari dalam kubur dengan mata tertunduk dan tergopoh-gopoh karena tidak sanggup memendang kedahsyatan yang terjadi pada hari pembangkitan.

5.2  SARAN
Adapun saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah:
1.    Dengan mengetahui keterkaitan antara belalang dengan hari pembangkitan manusia kelak diharapkan kita semua hendaknya senantiasa mengingat kematian yang pasti terjadi pada diri kita.
2.    Kepada teman-teman hendaknya lebih giat menambah pengetahuan serta wawasan tentang ilmu sains yang memiliki keterkaitan dengan ilmu agama seperti halnya perilaku belalang yang memiliki keterkaitan dengan hari pembangkitan manusia kelak.
3.    Kami menghimbau kepada para petani yang merasa terganggu dengan kehadiran belalang sebagai hama untuk tidak membunuhnya melainkan memanfaatkannya seperti mengolah belalang menjadi makanan yang berprotein tinggi karena belalang merupakan salah satu hewan yang dihalalkan untuk dikonsumsi.
































DAFTAR PUSTAKA

















RIWAYAT HIDUP

Nama                           : Ana Nur
NISN                          : 9951126493
Tempat, tanggal lahir  : MulyaAsri, 8 Oktober 1995
Jenis kelamin               : Perempuan
Agama                         : Islam
Anak ke                       : 5 (lima) dari 6 bersaudara
Orang tua
a.       Ayah               : H.Sanaji
b.      Ibu                   :Hj.Junariah
Alamat                                    :Lingkungan02 MulyaAsri
Telepon / HP               : 085769483202
Pendidikan
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL                  2001-2002
SDN 03 MULYA ASRI                                            2002-2008
SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH             2008-2011
SMAN 01 TUMIJAJAR                                            2011-sekarang
Prestasi
Juara 1 lomba artikel Dies Natalis SMA N 01 TUMIJAJARtahun 2010
Juara 2 lombapuisipesantrenkilat SMA N 01 TUMIJAJARtahun 2011
Juara2 lombacerpen G-SPORT SMA N 01 TUMIJAJARtahun 2011
Juara 2 puisi GIS 7 SMAN 03 METROtahun 2012
Juara 1 lombacerpen LDK ROHIS SMA N 01 TUMIJAJAR

Nama                           : Ana ZuhriatunNisa
NISN                          : 9970904858
Tempat, tanggallahir   : MulyaAsri, 12 Januari 1997
Jeniskelamin                : Perempuan
Agama                         : Islam
Anakke                        : 1 (satu) dari 2 bersaudara
Orang tua
a.       Ayah               : Sukirno
b.      Ibu                   : Sumarsih

Alamat                                    : Lingkungan 03 MulyaAsri
Telepon / HP               : 085768237639
Pendidikan
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL
SDN 01 MULYA ASRI
SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH
SMAN 01 TUMIJAJAR
Prestasi-prestasi
Juara 1 umumkelas 7 semester 1 dan 2 SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH
Juara 2 umumkelas 8 semester 1 SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH
Juara 1umumkelas 8 semester 2 SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH
Juara 1 umumkelas 9 semester 1 SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH
Juara 3 umumkelas 9 semester 2 SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH
Juara 2 olimpiade fisika tingkat Kabupaten Tulang Bawangtahun 2009
Juara 1 olimpiade fisika tingkat Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2010
Peserta OSN tingkat Provinsi Lampung tahun 2009 dan 2010
Pesertalombacepattepat GIS 7 SMAN 03 METRO

Nama                           : Asih Lestari
NISN                          : 9967418511
Tempat, tanggallahir   : DayaMurni, 10 Juli 1995
Jeniskelamin                : Perempuan
Agama                         : Islam
Anakke                        : 4 (empat) dari 4 bersaudara
Orang tua
a.       Ayah               : BejoMargono
b.      Ibu                   : Partini
Alamat                                    : RK 03 DayaAsri
Telepon / HP               : 087798071366
Pendidikan
TK ABASSIYAH 2001-2002
SDN 01 DayaAsri 2002-2008
SMPN 01 TUMIJAJAR 2008-20011
SMAN 01 TUMIJAJAJAR 2011-sekarang
Prestasi dan pengalaman berorganisasi
Pengurus rohis As Salam SMPN 01 Tumijajar periode 2009-2010
Peserta lomba SCC (Sigma Scout Competition ) Ke-4 Tingkat penggalang se-Kwartir Daerah Lampung
Peserta lomba Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Tulang Bawang Barat ,Peringati hari Pramuka ke-48
Panitia Lomba Cepat Tepat MIPA di SMP Negeri 1 Tumijajar ,Tahun 2009
Peserta Motivation Training ,Dakwah RISMA AL-HIKMAH .Tahun 2010
Juara 3 LHKP Tingkat Penegak se-Kwarda Lampung 2011
Anggota Pansus kesehatan penanggulangan penyakit demam berdarah Kecamatan Tumijajar 2010-2011
Peserta lomba MADING GIS 7 SMAN 03 METRO
Juara 3 lomba scrabble LDK E-CLUB
Peringkat 3 kelas x.7 SMAN 01 TUMIJAJAR tahun pelajaran 2011-2012
Nama                           : ShintaPurnama Sari
NISN                          :9961086975
Tempat, tanggal lahir  : PugungGunungSugih, 12 Februari 1996
Jeniskelamin                : Perempuan
Agama                         : Islam
Anak ke                       : 2 (dua) dari 2 bersaudara
Orang tua
a.       Ayah               :HerniHasan
b.      Ibu                   :SitiMursiam
Alamat                          :Lingkungan 02 MulyaAsri
Telepon / HP                 : 085768980894
Pendidikan
TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL
SDN 03 MULYA ASRI
SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH
SMAN 01 TUMIJAJAR
Prestasi-prestasi
Peringkat 2 kelas 7 sampai 9 semester 1 dan 2 SMPN 01 TULANG BAWANG TENGAH
Juara 1 lomba baca puisi HUT Pramuka se-kabupatenTulang Bawang Barat
Juara 2 lomba story telling Pelantikan Ramu se-TulangBawang Tengah
Juara 1 lomba cipta puisi SMP se-kabupatenTulangBawang Barat
Juara 1 lomba kultum Pondok Pesantren Mathlaul’ulum Mulya Asri
Juara 2 lomba baca puisi Pondok Pesantren Mathlaul’ulum
Juara 1 lombasyahrilqur’an se-kabupatenTulangBawang
Juara 2 lomba pemangkas G-Spot SMAN 01 Tumijajar
Juara 1 lomba cipta baca puisi LDK Rohis SMAN 01 Tumijajar
Juara 1 lombaciptabacapuisi GIS 07 SMAN 03 METRO tahun 2012







LAMPIRAN













Belalang yang akan memakan bulir-bulir tanaman padi

Bukti mata belalang yang menunduk

Belalang yang sedang hinggap di rerumputan

Salah satu warga yang memanfaatkan belalang sebagai sumber penghasilan